Selasa, 15 April 2014

Wanita Berpartisipasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) di wilayah kecamatan Garum pada tahun anggaran 2013, mendapat alokasi dana bantuan langsung masyarakat (BLM) sebesar Rp. 1.350.000.000,- ( Satu Milyard Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ). Diawali dengan tahapan sosialisasi di tingkat kecamatan (MAD Sosialisasi) dan dilanjutkan dengan tahapan berikutnya, yaitu Musyawarah Desa Sosialisasi ( MD Sos ), Musyawarh Khusus Perempuan ( MKP ), Musyawarah Desa perencanaan ( MDP ), MAD Prioritas, MAD Penetapan dan Musyawarah Desa Informasi ( MD Informasi ).  Untuk tahun 2013, Desa dan kelurahan yang ikut berpartisipasi hanya ada 8 desa / kelurahan yaitu kelurahan garum, Sumberdiren, Tawangsari, desa Slorok, Sidodadi, Karangrejo dan Desa Tingal. Untuk Kelurahan Tawangsari pada tahun 2013 ini mendapat usulan Sarana Prasarana yaitu Jalan Telford.  Dari 28 tenaga kerja yang bekerja pada saat pelaksanaan kegiatan 18 orang adalah perempuan.  Antusias peremuan dalam melaksanakan pekerjaan sangat tinggi, keterampilan mereka tidak kalah dengan keterampilan laki-laki.  Meskipun pekerjaan ini biasa dilakukan oleh laki-laki, tetapi perempuan-perempuan ini tidaklah canggung mengerjakan meskipun kelihatan berat. Buat mereka, dengan bekerja di pelaksanaan kegiatan PNPM MPd sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka.  Mereka berharap bahwa dengan bekerja pada saat pelaksanaan kegiatan PNPM MPd mereka bisa menyumbangkan tenaga untuk kemajuan desa mereka karena mereka tidak bisa menyumbangkan uang tapi sumbangan tenaga mereka sangatlah berarti buat mereka karena bisa menjadi bagian dari kemajuan desa mereka.

Senin, 17 Maret 2014

Berkat PNPM-MPd kebutuhan Air Bersih di Dusun Sumbersuko Desa Sumberagung Kec. Panggungrejo Kab. Blitar Dapat Terpenuhi

Usulan desa Sumberagung untuk pengadaan sumber air bersih di Dusun Sumbersuko sangat di harapkan sekali. Dengan alokasi pendanaan PNPM-MPd TA sebesar Rp. 100.199.800,- di tambah konstribusi swadaya masyarakat Rp. 4.985.600,-. Jumlah pemanfaat air bersih 120 KK. Dalam perencanaan awal usulan air bersih ini untuk meningkatkan kebutuhan air bersih yang sudah ada tapi tidak tidak bisa memenuhi kebutuhan warga akan kecukupan air bersih. Dengan di bangunnya Tando air dan pipa distribusi yang baru oleh PNPM-MPd, masyarakat Dusun Sumbersuko Desa Sumberagung sangat berharap kebutuhan air bersih yang pada musim kemarau kesulitan air akan bisa teratasi. Dengan di bangunnya Tandon air berukuran 3 x 3 x 2,5 m di harapkan mampu memenuhi kecukupan air bersih 165 jiwa sebagai pemanfaat langsung. Di samping memenuhi kecukupan air bersih warga Dusun. Sumbersuko juga membuka peluang kesempatan kerja bagi tim pengelola distribusi air bersih tersebut. Alokasinya dari biaya penggunaan per meter kubik penggunaan air bersih oleh pengguna dan hasilnya di pertanggungjawabkan oleh tim pengelola setiap akhir tahun di dalam musyawarah tingkat dusun. Secara umum wilayah kecamatan Panggungrejo masuk dalam wilayah rawan kekurangan air bersih saat musim kemarau. Daerah kawasan hutan tanah berkapur jika musim kemarau pecah-pecah tapi jika musim hujan lembek gerak .Mudah-mudahan dengan di bangunnya satu titik tando air ini bisa sedikit menggurangi beban sebagai kecamatan rawan air bersih.
By : Dwi Winarto, ST (FT Kec. Panggungrejo)

Umur Senja Tidak Jadi Penghalang Dalam Berkarya

PNPM MPd mulai masuk di Kecamatan Kesamben pada tahun 2010. Ini merupakan kecamatan terakhir untuk lokasi Program PNPM MPd di Kabupaten Blitar. Desa Pagerwojo salah satu desa dari sepuluh desa yang ada di Kesamben yang selalu berpartisipasi mengikuti program ini mulai sosialisasi sampai serah terima. Kebetulan desa ini bisa berpartisipasi karena tidak ada tunggakan di kelompok yang menjadi salah satu syarat untuk desa yang usulannya bisa dibahas dalam MAD Prioritas. Di Kabupaten Blitar sejak tahun 2011 ada tambahan program PNPM Integrasi yang kebetulan untuk tahun 2013 program ini masuk di Desa Pagerwojo. Usulan dari Desa Pagerwojo yaitu jembatan beton bertulang bentang 6 m, gorong-gorong, TPT dan jalan telford. Waginem salah seorang warga desa yang sudah berumur 55 tahun yang seharusnya tidak melakukan pekerjaan gebal batu belah, demi pekerjaan ini bisa cepat terselesaikan dan cepat bisa dinikmati oleh masyarakat baik dari desa Pagerwojo dan Jatiroto beliau rela melakukan pekerjaan gebal batu untuk pekerjaan jalan telford dengan upah borongan per rit 40.000,. Hasil jerih payahnya perlu diacungi jempol karena dengan kondisi sekarang yang susah mencari tenaga gebal batu karena banyak warga desa ini yang pergi keluar negeri atau jawa untuk bekerja ternyata masih menyimpan suatu kekuatan dari seorang perempuan yang luar biasa dengan umur yang terbilang senja. Terima kasih Bu Waginem semoga apa yang telah engkau baktikan pada program ini menjadi amal soleh di kemudian hari, semoga kekuatanmu yang dasyat ini takkan cepat luntur.
By : Imam Budi Cahyono, ST (FT Kec. Kesamben-Blitar)

Rabu, 22 Januari 2014

Dialog Interaktif Sosialisasi PNPM di Kabupaten Blitar

Dialog interaktif sosialisasi PNPM Kabupaten Blitar di Siarkan dari Radio Daerah "PERSADA FM" tanggal 27 November 2013 yang dihadiri oleh Bpk. Agus Budi Handoko (Kaban Bapemas Kab. Blitar), Bpk. Sutikno (PjOKab Blitar), dan Bpk Erastus Dana Susanta (Faskab Blitar). Banyaknya penelpon dan sms dari masyarakat pada waktu kegiatan ini, menunjukkan kegiatan ini mendapatkan respon yang sangat bagus dari masyarakat.

Kamis, 16 Januari 2014

Eksistensi Pupuk Organik Kelompok Sri Tanjung Semakin di Perhitungkan

Foto Peralatan Pembuatan Pupuk Organik
Berbagai macam pupuk organik kini kian banyak macamnya, seperti pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk cair, pupuk bokasi, pupuk KCL, dan masih banyak yang lainnya. Didaerah kecamatan Doko tepatnya di Desa resapombo terdapat satu home industri yang dikelola oleh kelompok ibu-ibu rumah tangga yang diketua oleh ibu Denik Dianawati, kelompok ini berdiri sejak adanya pelatihan pengolahan pakan ternak dan pengolahan pupuk organik di Desa  Resapombo yang didanai oleh program PNPM-MPd  Kec. Doko Tahun Anggaran 2010. Sejak pelatihan tersebut terbentuklah sebuah kelompok pengolahan pakan ternak dan pembuatan pupuk organik di Desa Resapombo akan tetapi seiring berjalannya waktu antara pengolahan pakan ternak dan pembuatan pupuk organik yang mendapat respon paling banyak dari masyarakat adalah pupuk organik, maka dari itu yang terus berkembang dan berkelanjutan adalah produksi pupuk organik tersebut. Menurut ketua kelompok yaitu ibu Henik Dianawati Pupuk organik yang diberi nama “Pupuk Sritanjung” untuk sekup kecamatan sudah merambah  luas para tangan petani lokal untuk lebih menyuburkan tanaman tanamannya. Dan menyelamatkan tanah dari ketandusan. Oleh sebab itu pupuk ini dinilai sangat bermanfaat bagi para petani. Selain menyebar didaerah kecamatan Doko  pemasaran pupuk ini juga sudah mulai merambah ke kecamatan tetangga seperti kecamatan Kesamben, Kec. Wlingi dan masih akan berlanjut ke daerah Kecamatan-kecamatan lainnya.Untuk cara pembuatannya pupuk yang berbahan dasar kotoran hewan dalam hal ini adalah kotoran kambing, diolah dengan cara yang cukup mudah yaitu dengan mengumpulkan kotoran kambing tersebut dan difermentasikan didalam sebuah drum yang dicampur dengan asam amina, kurun waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi tersebut adalah kurang lebih tiga sampai empat hari, setelah genap selama hari tersebut kotoran kambing tersebut dikeringkan dan kemudian digiling menggunakan mesin penggiling khusus yang merupakan hasil dari pelatihan pengolahan pakan ternak dan pengolahan pupuk organik. Kelompok ini berkumpul setiap seminggu sekali dirumah ibu Henik yang merupakan tempat dimana pupuk sri tanjung diproduksi. Setiap hari selasa atau rabu kotoran kambing mulai difermentasi dan pada hari minggu dilakukan penggilingan dan pengemasan. Pupuk ini di bandrol dengan harga Rp. 10.000,- per karungnya.Kelompok ini tidak selalu berjalan lancar ada kendala-kendala yang dihadapi mereka terutama pemasaran, selain dilingkup desa resapombo sendiri pupuk ini belum begitu diketahui oleh desa-desa lain di kec. Doko, hanya melalui kabar dari mulut ke mulut kabar pupuk ini sampai ke para petani dan masyarakat umum “ Petani-petani dikecamatan doko sendiri masih banyak yang belum mengetahui ” ujar ibu henik dari situ ibu henik sendiri berharap ada media yang mau membantu untuk menyebarkan informasi tentang pupuk yang diproduksi kelompoknya tersebut.

Rabu, 15 Januari 2014

Mengejar Impian Progres

Pelatihan Yoguart Desa Semen
Kecamatan gandusari merupakan 1 dari 19 kecamtan di kabupaten blitar yang mendapatkan dana dari progam PNPM-MPd, dari letak geografisnya yang berada di bagaian utara dari kabupaten blitar dan berada di lereng gunung kelut dan gunung kawi, kecamtan gandusari kalau dilihat sepintas memang seperti kecamatan yang terbelakang karena mungkin letaknya dilereng gunung, namun kalau kita melihat ke dalam banyak potensi yang potensial, misalnya sumber daya manusianya, dimana rasa kekeluargaan, gotong royong dan semangat membangun desa yang tak kenal pamrih. 

Hasil Kegiatan Fisik 100% Desa Gondang
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kecamatan gandusari 2 bulan yang lalu ada hal baru yang bisa saya dapat. Misalnya untuk pelaku yang ada di kecamatan mereka seperti keluarga, tidak ada istilah ini BKAD, UPK, TPK, KPMD dan pendamping mereka anggap sama. Namun perbedaan itu terasa ketika pertama kali, diadakan rakor semua peserta serius menyampaikan masalah dan proges tiap bulan, dimana ketua BKAD ( SULIADI ), ini dengan lantang mengkritiki kinerja baik UPK, FK, PL, BPUPK dengan bahasanya yang campur aduk, bahasa deso. Memang pada waktu itu proges fisik dan pencairan dana untuk kecamatan gandusari masih 0%, dan di tingkat kabupaten paling terahir, dari evaluasi tersebut  disusunlah RKTL untuk mengatasi keterlambatan, semua Pelaku di kerahkan untuk mengejar keterlambatan, terutama fisik dimana pelelangan baru selesai 6 desa dari 13 desa, maka hari minggupun tetap menjadi hari aktif baik siang dan malam, BKAD terutama bapak Suliadi ini yang peranya besar untuk pencapaian target yang sekarang di bulan Oktober ini sudah bisa mencapai 70%, Meskipun beliau bukan dari unsur apapun ( rakyat jelata ) petani, namun semua kepala desa patuh, dan setiap ada rapat, kerja bakti, penyelesaiaan tunggakan di desa manapun pasti beliau ikut.