Rabu, 22 Januari 2014

Dialog Interaktif Sosialisasi PNPM di Kabupaten Blitar

Dialog interaktif sosialisasi PNPM Kabupaten Blitar di Siarkan dari Radio Daerah "PERSADA FM" tanggal 27 November 2013 yang dihadiri oleh Bpk. Agus Budi Handoko (Kaban Bapemas Kab. Blitar), Bpk. Sutikno (PjOKab Blitar), dan Bpk Erastus Dana Susanta (Faskab Blitar). Banyaknya penelpon dan sms dari masyarakat pada waktu kegiatan ini, menunjukkan kegiatan ini mendapatkan respon yang sangat bagus dari masyarakat.

Kamis, 16 Januari 2014

Eksistensi Pupuk Organik Kelompok Sri Tanjung Semakin di Perhitungkan

Foto Peralatan Pembuatan Pupuk Organik
Berbagai macam pupuk organik kini kian banyak macamnya, seperti pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk cair, pupuk bokasi, pupuk KCL, dan masih banyak yang lainnya. Didaerah kecamatan Doko tepatnya di Desa resapombo terdapat satu home industri yang dikelola oleh kelompok ibu-ibu rumah tangga yang diketua oleh ibu Denik Dianawati, kelompok ini berdiri sejak adanya pelatihan pengolahan pakan ternak dan pengolahan pupuk organik di Desa  Resapombo yang didanai oleh program PNPM-MPd  Kec. Doko Tahun Anggaran 2010. Sejak pelatihan tersebut terbentuklah sebuah kelompok pengolahan pakan ternak dan pembuatan pupuk organik di Desa Resapombo akan tetapi seiring berjalannya waktu antara pengolahan pakan ternak dan pembuatan pupuk organik yang mendapat respon paling banyak dari masyarakat adalah pupuk organik, maka dari itu yang terus berkembang dan berkelanjutan adalah produksi pupuk organik tersebut. Menurut ketua kelompok yaitu ibu Henik Dianawati Pupuk organik yang diberi nama “Pupuk Sritanjung” untuk sekup kecamatan sudah merambah  luas para tangan petani lokal untuk lebih menyuburkan tanaman tanamannya. Dan menyelamatkan tanah dari ketandusan. Oleh sebab itu pupuk ini dinilai sangat bermanfaat bagi para petani. Selain menyebar didaerah kecamatan Doko  pemasaran pupuk ini juga sudah mulai merambah ke kecamatan tetangga seperti kecamatan Kesamben, Kec. Wlingi dan masih akan berlanjut ke daerah Kecamatan-kecamatan lainnya.Untuk cara pembuatannya pupuk yang berbahan dasar kotoran hewan dalam hal ini adalah kotoran kambing, diolah dengan cara yang cukup mudah yaitu dengan mengumpulkan kotoran kambing tersebut dan difermentasikan didalam sebuah drum yang dicampur dengan asam amina, kurun waktu yang dibutuhkan untuk fermentasi tersebut adalah kurang lebih tiga sampai empat hari, setelah genap selama hari tersebut kotoran kambing tersebut dikeringkan dan kemudian digiling menggunakan mesin penggiling khusus yang merupakan hasil dari pelatihan pengolahan pakan ternak dan pengolahan pupuk organik. Kelompok ini berkumpul setiap seminggu sekali dirumah ibu Henik yang merupakan tempat dimana pupuk sri tanjung diproduksi. Setiap hari selasa atau rabu kotoran kambing mulai difermentasi dan pada hari minggu dilakukan penggilingan dan pengemasan. Pupuk ini di bandrol dengan harga Rp. 10.000,- per karungnya.Kelompok ini tidak selalu berjalan lancar ada kendala-kendala yang dihadapi mereka terutama pemasaran, selain dilingkup desa resapombo sendiri pupuk ini belum begitu diketahui oleh desa-desa lain di kec. Doko, hanya melalui kabar dari mulut ke mulut kabar pupuk ini sampai ke para petani dan masyarakat umum “ Petani-petani dikecamatan doko sendiri masih banyak yang belum mengetahui ” ujar ibu henik dari situ ibu henik sendiri berharap ada media yang mau membantu untuk menyebarkan informasi tentang pupuk yang diproduksi kelompoknya tersebut.

Rabu, 15 Januari 2014

Mengejar Impian Progres

Pelatihan Yoguart Desa Semen
Kecamatan gandusari merupakan 1 dari 19 kecamtan di kabupaten blitar yang mendapatkan dana dari progam PNPM-MPd, dari letak geografisnya yang berada di bagaian utara dari kabupaten blitar dan berada di lereng gunung kelut dan gunung kawi, kecamtan gandusari kalau dilihat sepintas memang seperti kecamatan yang terbelakang karena mungkin letaknya dilereng gunung, namun kalau kita melihat ke dalam banyak potensi yang potensial, misalnya sumber daya manusianya, dimana rasa kekeluargaan, gotong royong dan semangat membangun desa yang tak kenal pamrih. 

Hasil Kegiatan Fisik 100% Desa Gondang
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di kecamatan gandusari 2 bulan yang lalu ada hal baru yang bisa saya dapat. Misalnya untuk pelaku yang ada di kecamatan mereka seperti keluarga, tidak ada istilah ini BKAD, UPK, TPK, KPMD dan pendamping mereka anggap sama. Namun perbedaan itu terasa ketika pertama kali, diadakan rakor semua peserta serius menyampaikan masalah dan proges tiap bulan, dimana ketua BKAD ( SULIADI ), ini dengan lantang mengkritiki kinerja baik UPK, FK, PL, BPUPK dengan bahasanya yang campur aduk, bahasa deso. Memang pada waktu itu proges fisik dan pencairan dana untuk kecamatan gandusari masih 0%, dan di tingkat kabupaten paling terahir, dari evaluasi tersebut  disusunlah RKTL untuk mengatasi keterlambatan, semua Pelaku di kerahkan untuk mengejar keterlambatan, terutama fisik dimana pelelangan baru selesai 6 desa dari 13 desa, maka hari minggupun tetap menjadi hari aktif baik siang dan malam, BKAD terutama bapak Suliadi ini yang peranya besar untuk pencapaian target yang sekarang di bulan Oktober ini sudah bisa mencapai 70%, Meskipun beliau bukan dari unsur apapun ( rakyat jelata ) petani, namun semua kepala desa patuh, dan setiap ada rapat, kerja bakti, penyelesaiaan tunggakan di desa manapun pasti beliau ikut.